Halaman

Minggu, 12 Juni 2011

Revolusi Produk Perbankan

Ekspansi perbankan internasional yang disertai dengan adanya liberalisasi arus modal internasional, deregulasi pasar keuangan, revolusi teknologi komunikasi dan inovasi keuangan telah mengakibatkan kemajuan pesat dalam pasar keuangan global. Perkembangan tersebut mengakibatkan perubahan sangat besar dalam usaha perbankan dewasa ini. Perkembangan-perkembangan tersebut terjadi antara lain dalam hal cakupan aktivitas kegiatan, wilayah berusaha, dan produk-produk perbankan.’ Inovasi juga terjadi pada proses dan struktur kelembagaan. Contoh dari inovasi proses dalam aktivitas keuangan ini, antara lain, terciptanya Society for Worldwide International Financial Telecommunications (SWIFT) dan perkembangan sistem perdagangan saham di Amerika Serikat. Sementara itu, dari struktur kelembagaan telah terjadi perubahan yang sangat besar. Pola perubahan tersebut terjadi dari organisasi yang disebut sebagai “institusi opaque” (bank, perusahaan asuransi) kepada “institusi translucent” (mutual funds, pension funds) atau kepada “institusi transparent” (stock market, futures and options markets). Berbagai inovasi tersebut berdampak sangat besar terhadap pasar keuangan. Dampak tersebut berupa pengalihan risiko (risk transfer), peningkatan likuiditas (liquidity enhancement), peningkatan kredit (credit generation) dan peningkatan saham (equity generation). Tuntutan terhadap inovasi ini semakin meningkat dengan terjadinya peningkatan instabilitas dalam lingkungan keuangan internasional. Inovasi tersebut berkembang dengan pesat yang diakibatkan oleh adanya 4 faktor mama yaitu meningkatnya kompetisi antarlembaga keuangan, regulasi, teknologi, dan implikasi derivatif terhadap pasar yang menjadi dasar transaksi (underlying cash markets).’
Alasan lain yang cukup penting sebagai penyebab terjadinya inovasi di bidang keuangan adalah perubahan sistem nilai tukar. Rezim Bretton Woods yang menganut nilai tukar tetap (red exchange rates) telah diubah ke sistem nilai tukar mengambang (floating exchange rate). Perubahan tersebut telah mcngakibatkan terjadinya Iluktuasi yang besar dalam transaksi Valuta Asing (Valas) dan menambah ketidakpastian terhadap seluruh transaksi internasional,’ sehingga dibutuhkan adanya rekayasa keuangan (financial engeenering) untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut.
Dalam hal perkembangan produk perbankan, perkembangan terjadi baik dalam produk penghimpunan dana, produk penyaluran dana maupun produk-produk jasa keuangan lainnya. Salah satu produk inovasi yang diperkenalkan dalam bisnis perbankan dan keuangan adalah produk derivatif.
Istilah “derivatif” merupakan istilah generik untuk sejumlah instrumen keuangan. Istilah derivatif juga menunjuk kepada in-strumen utang (dikenal sebagai “derivatives securities”). Derivatif sebagai instrumen utang seperti ini tidak menjadi bahasan buku
Buku ini juga tidak membahas jual-beli komoditi dengan penyerahan kemudian berdasarkan kontrak berjangka dan opsi atas kontrak berjangka sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang No. 32 tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.
Para ahli sejarah telah menemukan bahwa transaksi derivatif telah terjadi semenjak tahun 2000 SM yang terjadi di Pulau Bahrain. Sejenis kontrak dengan elemen penyerahan kemudian (future delivery) ditemukan juga di Mesopotamia 4000 tahun yang lain. Future contract juga ditemukan di I nggris pada tahun 1275. Tulisan lain ada yang menyebutkan bahwa pasar komoditas yang diatur (regulated) juga ada di China, Mesir, Arabia dan India pada tahun 1200 SM. Perdagangan berjangka komoditas (commodityfuture trading) juga terjadi di Amsterdam pada tahun 1600-an dan perdagangan berjangka atas “kupon” beras juga terjadi di Jepang pada abad ke-18.
Walaupun demikian, pasar future yang berfungsi secara penuh sebagaimana dikenal dewasa ini baru terjadi pada pertengahan abad ke-18 ketika pasar future didirikan di Chicago. Sejumlah kontrak perdagangan future yang terjadi dimulai di Board of Trade of the City of Chicago. Sampai dengan tahun 1970-an, pasar futures utamanya terkait dengan komoditi, seperti jagung, kacang kedelai, dan logam mulia seperti emas dan timah. Kekacauan yang terjadi di dunia keuangan pada awal tahun 1970-an, kenaikan harga minyak, peningkatan inflasi dan tingkat suku bunga yang fluktuatif serta perubahan dari sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rates) kepada sistem nilai tukar mengambang (floating exchange rates) telah mengakibatkan timbulnya pemikiran untuk melakukan perlindungan terhadap fluktuasi tingkat suku bunga dan nilai kurs dengan menggunakan future contracts dengan cara yang sama yang digunakan untuk melindungi fluktuasi harga komoditi lebih dari satu abad yang lalu.
Pada tahun 1972 di Chicago ketika the International Monetary Market (divisi dari the Chicago Mercantile Exchange) mem-perkenalkan currency future contract, selanjutnya financialfutures telah memperoleh popularitas di berbagai bursa dunia seperti London, Tokyo, dan Singapura. Futures kontrak tingkat bunga mula-mula diperkenalkan di Chicago Board of Trade pada bulan Oktober 1975, ini merupakan sertifikat dari Government National Mortgage Association (GNMA) yang terkenal dengan sebutan Ginnie Mae. Long-term US treasury bonds dan one year treasury bill mengikuti Ginnie Mae, kemudian the Chicago Board of Trade memperkenalkan futures contract untuk commercial paper 90 hari, kemudian the Mercantile Exchange mengeluarkan kontrak treasury bill untuk 90 hari. Pada saat ini kontrak financial futures didasarkan atas serangkaian instrumen keuangan yang berupa tingkat bunga, mata uang dan index harga saham.
Perkembangan transaksi derivatif juga terjadi di berbagai belahan dunia lainnya seperti di Eropa. Pasar terpenting dari futures dan options di Eropa adalah EOE (European Options Exchange), LIFFE (London International Financial Futures Ex-change), LTOM (London Traded Options Market) dan MATIF (Marche a lerme des Instruments Financiers).
PEMASARAN PRODUK PERBANKAN
Sekarang ini bank tidak menggunakan cara lama dalam operasionalnya, yaitu menunggu nasabah masuk dalam kantor untuk menabung, mendepositokan uangnya atau melakukan setoran giro/cek sebagai aktivitas dalam usaha. Sekarang ini bank justru aktif untuk mendapatkan nasabah baik kecil maupun besar yang mau menyimpan uangnya pada bank maupun meminjam uang pada bank. Nah, untuk melakukan hal tersebut tentunya bank membutuhkan tim yang namanya tim pemasaran. Tim pemasaran ini nantinya yang aktif menjemput bola, artinya mereka dengan aktif turun ke lapangan untuk mendatangi nasabahnya yang akan menaruh uangnya di bank maupun meminjam uang di bank.
Untuk mempertahankan nasabah besar, bank menggunakan tim andalnya agar nasabah besar itu tidak lari tetapi tetap setia menaruh uangnya di bank tersebut. Mekanismenya adalah para marketer melakukan human relation, dengan cara mengunjungi nasabah, menelepon nasabah, memberikan berbagai informasi mengenai perkembangan mata uang dan program-program yang bernilai pada nasabah. Tentunya aktivitas seperti ini membutuhkan tenaga pemasar yang andal karena menghadapi tipe nasabah yang satu ini perlu pemahaman dan pengetahuan yang luas dan hubungan kemanusiaan yang tinggi.
Berbeda lagi dengan cara bank menyalurkan uangnya. Setelah menerima uang tentunya bank harus menyalurkan uangnya. Sejak ada metode retail banking, bank didorong untuk menyalurkan uangnya kepada nasabah yang membutuhkan. Dahulu mungkin kredit menggunakan agunan, sekarang ini untuk pinjaman tertentu sudah tidak menggunakan agunan lagi. Kredit tanpa agunan ini sedang gencar-gencarnya ditawarkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Sedangkan siapa yang menawarkan produk pinjaman tanpa agunan ini, tentunya tim marketing. Bank Standard Cartered memiliki marketer untuk produk pinjaman tanpa agunan sampai beratus-ratus orang. Anda bisa membayangkan ini barn satu bank, belum lagi bank lain yang melakukan hal yang sama tentunya semakin banyak tenaga kerja yang dibutuhkan.
Selain kredit tanpa agunan ada lagi produk perbankan yang sekarang ini lagi menjadi tren, yaitu kartu kredit. Nah, siapa yang akan menawarkan kartu kredit tersebut ke masyarakat kalau bukan orang-orang marketing. Untuk menawarkan kartu kredit, pihak perbankan sudah melakukan penawarannya di plaza-plaza. Di ATM-ATM yang dikunjungi nasabah. Serta tempat-tempat lain, di mana calon nasabah dapat dibidik secara langsung. Kalau melihat aktivitas perbankan sampai hari ini berarti sektor yang sebelumnya tidak menggunakan tim marketing kini sudah menggunakan tim marketing untuk menawarkan jasanya.
Berkarier di perbankan sama menariknya dibanding dengan berkarier di industri yang lain. Kalau mengintip gajinya dari hasil survei JCI Kimberley, tentunya gaji orang-orang pemasaran perbankan cukup menarik (bisa di lihat di tabel gaji!). Kemudian fasilitas mereka juga cukup bagus seperti mendapatkan anggaran untuk membeli mobil, mendapatkan stock option, bonus sampai 6 kali gaji, komisi serta jamsostek. Kalau dilihat jabatan yang disandang tim marketing perbankan, maka dapat diketahui jenjang jabatannya berdasarkan tangga yang tahapnya cukup menarik, terutama kenaikan gaji dan fasilitasnya.
Mekanisme kekaryawanan, perbankan biasanya akan merekrut karyawan-karyawan tetap untuk posisi-posisi marketing yang strategis. Sedangkan untuk yang levelnya di bawah biasanya akan menggunakan outsourching untuk membantunya. Dalam memasarkan kredit tanpa agunan dan kartu kredit bank menggunakan tenaga pemasaran dari outsourching. Sementara itu orang-orang yang melakukan appraise adalah orang-orang andal yang direkrut sebagai karyawan tetap. Meskipun demikian untuk pekerjaan yang uangnya bernilai besar tetaplah menggunakan tenaga pemasaran yang merupakan karyawan tetap.
Selain itu di perbankan yang menarik adalah pendidikan dan peningkatan skill yang dilakukan terus menerus agar SDM yang dimilikinya memiliki kemampuan lebih dibanding SDM bank pesaing. Sebulan untuk peningkatan SDM berupa training bisa minimal 2 kali. Serta tidak jarang perusahaan juga akan mengundang pembicara dari luar untuk memotivasi karyawan agar tetap bersemangat dalam meniti karier dan pekerjaannya. Tidak itu raja Anda bisa dapatkan banyak hal di perbankan jika menekuni bidang marketingnya. Peluang untuk mendapatkan penghasilan besar tentunya akan terbuka lebar, apalagi jika ingin kaya, Anda pasti bisa meraihnya asal tahu caranya bagaimana mengelola penghasilan Anda.

Perkembangan Perekonomian Masa Depan

Secara sederhana, pembangunan ekonomi dapat dipahami sebagai upaya melakukan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya yang ditandai oleh membaiknya faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi tersebut adalah kesempatan kerja, investasi, dan teknologi yang dipergunakan dalam proses produksi. Lebih lanjut, wujud dari membaiknya ekonomi suatu wilayah diperlihatkan dengan membaiknya tingkat konsumsi masyarakat, investasi swasta, investasi public, ekspor dan impor yang dihasilkan oleh suatu Negara. Secara mudah, perekonomian wilayah yang meningkat dapat diindikasikan dengan meningkatnya pergerakan barang dan masyarakat antar wilayah.
Tantangan pembangunan ekonomi Indonesia ke depan sangat berat dan berbeda dengan yang sebelumnya. Paling tidak ada empat tantangan yang dihadapi Indonesia, yaitu:
1. Otonomi daerah
Pertama, Undang-undang No. 22 tahun 1999 secara tegas meletakkan otonomi daerah di daerah kabupaten/kota. Hal ini berarti telah terjadi penguatan yang nyata dan legal terhadap kabupaten/kota dalam menetapkan arah dan target pembangunannya sendiri. Di satu sisi, penguatan ini sangat penting karena secara langsung diupayakan diselesaikan melalui mekanisme yang ada di kabupaten.kota tersebut. Tetapi si sisi lain, otonomi ini justru menciptakan ego daerah yang lebih besar dan bahkan telah menciptkan konflik antar daerah yang bertetangga dan ancaman terhadap kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Pergeseran orientasi pembangunan sebagai Negara maritim
Wilayah kelautan dan pesisir beserta sumber daya alamnya memiliki makna strategis bagi pembangunan ekonomi Indonesia, karena dapat diandalkan sebagai salah satu pilar ekonomi nasional.
3. Ancaman dan sekaligus peluang globalisasi
Ancaman dan peluang dari globalisasi ekonomi terhadap Indonesia yang terutama diindikasikan dengan hilangnya batas-batas Negara dalam suatu proses ekonomi global. Proses ekonomi global cenderung melibatkan banyak Negara sesuai dengan keunggulan kompetitifnya seperti sumber daya manusia, sumber daya buatan/infrastuktur, penguasaan teknologi, inovasi proses produksi dan produk, kebijakan pemerintah, keamanan, ketersediaan modal, jaringan bisnis global, kemampuan dalam pemasaran dan distribusi global.
Ada empat manfaat yang dirasakan dari globalisasi ekonomi, yaitu:
· Spesialisasi produk yang didasarkan pada keunggulan absolute atau komparatif
· Potensi pasar yang besar bagi produk masal
· Kerjasama pemasaran bagi hasil bumi dan tambang untuk memperkuat posisi tawar
· Adanya pasar bersama untuk produk-produk ekspor yang sama ke pasar Asia Pasifi yang memiliki 70% pasar dunia
Namun di sisi lain, globalisasi memberikan ancaman terhadap ekonomi nasional dan daerah berupa membanjirnya produk-produk asing yang menyerbu pasar-pasar domestic akibat tidak kompetitifnya harga produk local.

4. Kondisi objektif akibat krisis ekonomi
Krisis ekonomi (jatuhnya kinerja makro ekonomi menjadi -13% dan kurs rupiah yang terkontrakdi sebesai 5-6 kali lipat) telah menyebabkan tingginya angka penduduk miskin menjadi 24,2% dari total penduduk Indonesia pada tahun 1997/1998 yang membaik pada tahun 1999 menjadi 23,4%. Krisis ekonomi ini memacu krisis miltidimensi, seperti krisis social, dan krisis kepercayaan terhadap pemerintah.


Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004 mengamanatkan agar pembangunan wilayah di Indonesia dapat dilaksanakan secara seimbang dan serasi antara dimensi pertumbuhan dan pemerataan kawasan. Ditekankan pula adanya keserasian dan keseimbangan antar pertumbuhan ekonomi dengan kelestarian lingkungan, demi terselenggaranya pembangunan yang berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Strategi pengembangan wilayah nasional untuk pembangunan ekonomi yang lebih merata dan adil, antara lain:
· Mengembangkan ekonomi daerah dan nasional melalui pengembangan sector-sektor unggulan pada 112 kawasan andalan yang merupakan “primer-mover” pengembangan wilayah nasipnal. Pengembangan kawasan dilakukan pada 57 kawasan andalan dan 23 kawasan andalan laut Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan 55 kawasan andalan dan 14 kawasan andalan laut di Kawasan Barat Indonesia (KBI). Dengan pengembangan kawasan andalan, paling tidak diperkirakan akan terjadi pergeseran ekonomi nasional secara berarti untuk menjadi lebih merata dan adil, yaitu dari kontribusi ekonomi KTI terhadap nasional 19% tahun 1998 menjadi 35% tahun 2018 dengan laju pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 7,78%, bandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,8%.
· Mengembangkan kawasan perbatasan sebagai ”beranda depan” negara dan pintu gerbang internasional yang menganut keserasian prinsip-prinsip ekonomi (Prosperity) serta pertahanan dan keamanan (Security). RTRWN menetapkan 9 kawasan perbatasan negara dengan melibatkan 11 propinsi dan 10 negara tetangga. Diharapkan dengan dibukanya akses ke pasar internasional, dan potensi ekonomi daerah terutama potensi sumberdaya alam yang sangat besar seperti ilegal perikanan dan kehutanan yang hilang 15 setiap tahun akibat kegiatan ilegal, yaitu US$ 2 milyar per tahun (kelautan) dan US$ 600 juta per tahun dapat dimanfaatkan dengan pengembangan industri pengolahan perikanan dan kehutanan serta pusat perniagaan terpadu di Perbatasan yang didukung oleh keberadaan fasilitas Keimigrasian, Kepabeanan, Karantina, dan Keamanan.
· Mengembangkan simpul-simpul ekonomi daerah dan nasional melalui pengembangan sistem kota-kota yang telah ditetapkan ada 36 kota Pusat Kegiatan Nasional (PKN), 63 kota Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan 249 kota Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di KTI serta 18 kota PKN, 80 kota PKW, 236 kota PKL di KBI, termasuk 19 kota perbatasan dan 47 kota pantai. Kota-kota ini mempunyai peran dan fungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi industri dan jasa nasional dan daerah, yang melayani pasar internasional dan pasar nasional yang diwujudkan dengan keterkaitan antar daerah. Diperkirakan ekonomi perkotaan nasional akan dapat dipertahankan pada 60-70% total ekonomi nasional pada tahun 2018, bandingkan dengan share tahun 1998 sebesar 61%.
· Mengembangkan keterkaitan ekonomi antar daerah melalui pengembanagnsistem jaringan transportasi yang mencakup sistem jaringan jalan, rel, pelabuhan laut, dan bandar udara yang melayani pengembangan ekonomi kawasan andalan dan kota-kota, sehingga terwujud struktur ruang wilayah nasional yang utuh dan kuat dalam kerangka negara NKRI. Dukung sistem jaringan transportasi diarahkan untuk ”breakthrough” ketergantungan KTI ke pulau Jawa dan sekaligus membentuk keterkaitan antar daerah yang kuat terutama dengan kota dan outlet berupa pelabuhan laut dan bandar udara. Total ekspor impor KTI yang didukung oleh sistem transportasi ini diperkirakan pada tahun 2018 adalah sebesar 42% dibandingkan tahun 2001 hanya 25%.
· Mengembangkan dukungan sumberdaya air yang mencakup pengelolaan Satuan wilayah Sungai (SWS) dan atau Daerah Pengaliran Sungai (DPS) yang kritis dan strategis (sejumlah 59 SWS) terutama untuk pelayanan terhadap simpul-simpul ekonomi dan kawasan andalan sebagai ”prime-mover” ekonomi nasional dan daerah.

look it :D